all about me..

Foto saya
kelu bibir yang terucap tuk mengatakan siapa aku yang sebenarnya.. penat jiwa.. tanpa suara.. susaah tuk nerangin kaya apa aku sebenarnya.. yang jelas aku suka baca dan menghafal Al-Qur'an karena ini adalah sebuah kewajiban buat aku tuk bekal di masa depan, aku juga suka bacaa buku, terutama karya-karya sastra, menulis, dengerin music, main games, aktif di organisasi, ngenet, makaan (hehehe..), maen futsal, renang, dan jenis olahraga lainnya,, i love it.. apalagi yaa?? jadi bingung.. ya udah lahh segitu dulu aja.
Rasa yang pernah berucap di atas bibirku
Di dalam rongga hati yang terdalam
Di aliran pengap darah
Di langkah jejak-jejaku
Adalah nyata
Walau tak terlihat
Namun dapat dirasakan
Walau kau tak rasa
Namun segenap jiwaku memanggil-manggil rasamu
Tuk menemani setengah hatiku
Yang terombang-ambing keraguan
Dan harapku padamu
Menjadi sebuah bentuk
Yang mengagumkan
Yang masih tersompan di ruang-ruang rindu
Merah.. merah.. merah..
Jika kau tanya aku dimana mentari hari ini
Kan ku jawab,
“mentari itu telah ku letakkan di dalam hatimu untuk menerangi jalan-jalan gelapmu”.

Jika kau tanya aku dimana pelangi sore jingga ini
Kan ku jawab,
“pelangi itu telah ku letakkan di dalam lorong jiwamu mengindahkan kehidupanmu”.

Jika kau tanya aku dimana bintang-bintang malam ini,
Kan ku jawab,
“bintang-bintang itu tlah ku letakkan di dalm ruang-ruang kosong pikiranmusebagai pernak-pernik keindahanmu”.
Hari yang telah kita lewati adalah manis bagiku
Karena hari kemenangan telah sampai kepadamu
Kebahagianmu entah yang kesekian kali
Yang mampu kau lewati

Di episode-episode telah kau bangun berjuta salah
Atau bermilyar rasa syukurmu
Yang tertancap tepat di rongga hatimu
Untuk Tuhan yang telah meratakan bumi untukmu
Untuk Tuhan yang telah meninggikan langit untuk senyummu

Hingga episode baru tlah dimulai
Di dalam bagian kehidupanmu
Yang tak pernah kita ketahui
Ujung dan tepinya
Entah besok atau lusa

Ku hanturkan sebaris doa yang ku rasa sempurna
Namun sederhana
Sebagai bingkisan yang kuletakkan di hatimu
Sebagai penerang kegelapanmu
sempat terlupakan
oleh ingatan di kepala bulatku
sajak-sajaku
atau jutaan aksara
di lautan cahaya cinta

seharusnya kau di atas
karena kau cahaya di saat ku tak melihat
seharusnya kau di bawah
karena kau pijakan di saat ku goyah
seharusnya kau di sisi
yang selalu memandangku
dan menegarkan semangatku

senyuman adalah teman sejati
saat sajak-sajak ku tercipta untukmu
atau tangisan adalah ketidakmampuanku
ketika memandangi urat ketuaan
dan uban-uban yang terpancar di wajahmu
atau ketidakberdayaankq saat lelah
dan cucuran keringat melintasimu

ayah.. ibu..
tunggu aku di tanah suci
tempat petuah para raja
bersanding dengan para emasnya

maafkan aku yang melukaimu
janji-janjiku jadilah bukti cintaku padamu
namun bukanlah bukti adalah cintaku
tapi ia bersemayam di rongga hati terdalam
yang menemani di hari-hariku
dulu..
saat kepahitan menyambutku
senyummu menyampaikan manisnya cinta
tapi dimana kau hari ini?
dulu..
saat ku sepi
lautan aksaramu adalah dendangan laguku
tapi dimana kau hari ini?
dulu..
saat dingin menerpa
kau adalah selimut kehangatanku
tapi dimana kau hari ini?

ku tunggu selembar catatan mawarmu untukku
hingga hari ini dan kapanpun
tuk menemaniku bersama waena-warni kenangan..
hari ini..
adalah hariku
tempatku bernaung
di atas bumi yang kupijaki
di bawah langit biru
dan seberkas awan yang mendayu
karena ku ingin selalu tersenyum di masaku

thanks to Allah..
yang telah meratakan bumi tuk hari-hariku
yang telah meninggikan langit tuk senyumku
dan telah menghidupkan senumanku
di atas naungan kehidupanku
Ribuan sajak-sajak
Atau jutaan bait-bait
Telah mengaliriku

Kini ku yang mengalir di atasnya
Ku biarkan senyumku menatap dan menerimanya
Dan lautan aksara berdiri di atasnya

Karena ia telah mengalirkan kesejukan
Dan jutaan yang tak sampai
Akhirnya di tempatnya
Menceritakan euforia masa kini dan selanjutnya
Serta menembus batasan cahaya
Dan lautan cinta terdalam..
Ribuan bahkan milyaran takbirmu menggema
Di surau-surau dekat permadani dan kebun-kebun hijauku
Berdendang di atas pikiran-pikiranku
Bahwa hari esok adalah kemenanganku
Bukan ku sepi
Namun kaum yang Dia cinta
Turut berdendang
Memenuhi bumi dan langit serta penjurunya

Rasa yang tak pernah ku rasa
Kini terasa,,
Sejuknya lantunan takbir yang menggema
Serasa awan-awan kesejukan menemani lelapku
serasa masa yang berlalu adalah
surau-surau yang meletakkan senyuman di atas bibirku
Ketika engkau duduk di sampingku
Akupun tegar di sampingmu
Berdiri, memandangimu
Atau menemanimu

Hingga langit mendung
Kaulah mentariku
Sampai malam gelap gulita
Kaulah titik cahaya yang berterbangan menerangiku
Atau keangkuhan badai
Kaulah semilir angin putih yang menyapa kesejukanku
Dan langit sore jinga
Ditemani biasan warna-warni pelangi

Hingga kini kau tetap menemaniku
Di ruang dan masa yang berbeda
Dan aku berdiri di perbatasan RINDU dan CINTAku
Serta DUSTA dan KESABARAN

Rasa ini yang membuatku tersenyum
Atau merenung setiap hari
Tatapanku kosong
Tapi siluet kilaunu tak membutakanku..