Rautku hilang
Bersama asa yang berterbangan
Di setiap titik terlintas
Hasrat yang tak lepas
Keindahan sekejapang
Dalam ruang yang dipisahkan
Dalam masa yang tak diam
Dalam putih yang memudar
Dalam hitam yang menghujam
Diamku membeku
Keraguan yang melaju
Ingin terucapi
Rasa yang tak lepas
Mengharu deras
Hilanglah!
Pergilah!
Namun batin tak cukup tangguh
Untuk mengungakapnya
Cahaya mata tak cukup kuat
Untuk menyinarinya
Langka kaki tak cukup kokoh
Untuk berjalan
Masih menanti
Mentari esok pagi
Hingga akhirnya nanti
Dan masa yang menempati
Datanglah rasa yang tak semu
Dengan menawan cadarmu
Di bawah malunya rembulan
Dengan Titah Tuhannya
Datanglah putih tak sejenak
Dengan balutan sutramu
Di bawah naungan naungan cinta
Dengan naungan kasih sayangNya
Datanglah penamu
Dengan indah isyarat bahasa jiwamu
Di tempat mimpi
Penuh limpahan rahmatNya
Ya Allah...
Inilah harapan dalam doaku
Dalam setiap peluh sujudku
Ya Allah..
Kirimkan beribu malaikat sucimu
Tuk menghilangakan keraguan itu
24/09/2008
Bersama asa yang berterbangan
Di setiap titik terlintas
Hasrat yang tak lepas
Keindahan sekejapang
Dalam ruang yang dipisahkan
Dalam masa yang tak diam
Dalam putih yang memudar
Dalam hitam yang menghujam
Diamku membeku
Keraguan yang melaju
Ingin terucapi
Rasa yang tak lepas
Mengharu deras
Hilanglah!
Pergilah!
Namun batin tak cukup tangguh
Untuk mengungakapnya
Cahaya mata tak cukup kuat
Untuk menyinarinya
Langka kaki tak cukup kokoh
Untuk berjalan
Masih menanti
Mentari esok pagi
Hingga akhirnya nanti
Dan masa yang menempati
Datanglah rasa yang tak semu
Dengan menawan cadarmu
Di bawah malunya rembulan
Dengan Titah Tuhannya
Datanglah putih tak sejenak
Dengan balutan sutramu
Di bawah naungan naungan cinta
Dengan naungan kasih sayangNya
Datanglah penamu
Dengan indah isyarat bahasa jiwamu
Di tempat mimpi
Penuh limpahan rahmatNya
Ya Allah...
Inilah harapan dalam doaku
Dalam setiap peluh sujudku
Ya Allah..
Kirimkan beribu malaikat sucimu
Tuk menghilangakan keraguan itu
24/09/2008
17.36 |
Category:
puisi
|
0
komentar
Comments (0)